Menteri
Pertanian Suswono didampingi Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X panen bawang
di lokasi pertanian pada Pekan Flori dan Flora Nasional di Jalan Kenari,
Yogyakarta, Rabu (2/10). Kegiatan bertema "Hortikultura Nusantara Sebagai
Gaya Hidup" tersebut bertujuan sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat terutama
generasi muda dan mempromosikan potensi produk hortikultura dari berbagai
daerah di Indonesia. Tri Mardi Rasa
"Hortikultura Indonesia dapat berperan mendukung terwujudkanya sasaran Indonesia sehat 2020," harap Menteri Pertanian (Mentan) Suswono dalam Pembukaan Pekan Flori dan Flora Nasional(PF2N) 2013, di Timoho, Yogyakarta, Rabu(2/10).
Di pasar domestik peluang pasar untuk produk hortikultura semakin besar dan semakin terbuka. Penduduk Indonesia yang sekarang sudah seperempat milyar merupakan pasar yang menggiurkan bagi negara lain. “Ketika Indonesia mengatur upaya importasi produk hortikultura banyak negara yang gerah dan tidak senang, karena menganggap pasar yang mengiurkan ini lebih diperpsulit,” tambahnya.
Padahal, jelasnya Indonesia tetap membuka diri terhadap buah dan sayuran khususnya yang tidak bisa dihasilkan di dalam negeri.
Mentan Suswono menegaskan peredaran buah dan sayuran impor Indonesia tak sampai 10% dari total kebutuhan. Peredarannya pun didominasi untuk kebutuhan di pasar moderen sehingga terkesan Indonesia dibanjiri oleh produk-produk luar negeri.
“Pengaturan impor buah-buahan yang diberlakukan selama ini untuk melindungi konsumen di dalam negeri agar bisa mendapatkan produk buah-buahan dan sayuran lebih sehat dan bukan asal murah saja,” jelas Suswono.
Sementara, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, kebijakan pengaturan atau pembatasan impor hortikultura seperti buah dan sayur harus dibarengi dengan langkah nyata di lapangan, karena jika tidak akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
“Pemerintah juga perlu segera mewujudkan juga pembiayaan bagi petani hortikultura. Dan perlu adanya skema pembayaran bagi pelaku usaha retail dan supermarket kepada petani secara cepat,” paparnya. Jadi pembenahannya harus segera dilakukan agar petani bisa menghasilkan produksi yang maksimal.
Selama ini, kata Sultan, pembenahan lebih efektif untuk menggerakkan produksi dan meningkatkan produktivitas hortikultura. “Pemerintah harus memiliki peraturan yang mengatur Hortikultura agar para petani bisa bekerja maksimal mengelola lahannya, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraannya,” kata Sultan.
Selain itu, tambah Sultan menambahkan, untuk meningkatkan produksi hortikultura, Yogyakarta banyak memiliki tenaga ahli pertanian, sehingga bisa membantu perkembangan Hortikultura di Yogyakarta.
Direktur Jendral Hortikultura Hasanuddin Ibrahim mengatakan, kegiatan ini sebagai ajang pesta rakyat sekaligus membawa misi Edukasi. Karena acara ini diisi dan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan dari Jambore Varietas yang menampilkan 173 varietas dari 19 jenis tanaman hortikultura yang diikuti oleh 19 produsen benih.
Juga disajikan beragam informasi terkait teknik budidaya dan analisis usaha tani dari masing-masing komoditas yang tampil.
Juga melalui PF2N 2013 ini, saya berharap hortikultura Indonesia dapat berperan mendukung terwujudnya sasaran Indonesia sehat 2020 sesuai temanya “Hortikultura Nusantara sebagai Gaya Hidup Sehat” atau “Indonesian Horticulture, A Healthy Lifestyle”. Tema ini ingin mengajak masyarakat untuk mengenal, memahami, meningkatkan investasi dan konsumsi buah, sayur, produk biofarmaka dan aneka florikultura yang saat ini masih dibawah tingkat konsumsi rata-rata masyarakat dunia. Sehingga diharapkan terwujud masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.
Tri Mardi Rasa
Berdayakan Pasar TaniTak Siap, Pemasaran Merambat