Dengan menanam tanaman
hortikultura secara mandiri sesungguhnya masyarakat tidak perliu lagi
mengkhawatirkan kelangkaan kenaikan harga sayuran serta buah-buahan di pasaran.
Tri Mardi Rasa
Pasar bagi petani sangat
penting, namun masih banyak menjadi hambatan bagi petani untuk memasarkan
produk ke konsumen.
Menteri Pertanian Suswono meminta pada seluruh pemerintah daerah untuk kembali menggalakan pasar tani di daerahnya masing-masing guna memotong rantai tata niaga pasar yang panjang dari petani hingga kekonsumen.
“Pemerintah daerah perlu secara serius untuk membantu kalangan petani dalam mendapatkan harga yang ideal serta meringankan pihak konsumen dalam memperoleh produk sayuran dan buah-buahan lokal,” Kata Menteri Pertanian Suswono dalam dalam Pembukaan Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) 2013, di Timoho, Yogyakarta, Rabu(2/10).
Ia menyebutkan, pasar tani merupakan program yang telah berhasil di contohkan oleh Kementerian Pertanian agar bisa mendekatkan petani sebagai produsen dengan konsumen sebagai pembeli akhir.
Jadi petani tidak menjual melalui temngkulak tapi langsung ke pasar tani atau melalui koperasi tani (koptan) setempat yang kemudian menjual hasilnya langsung ke pusat keramaian, yang mana banyak para konsumen sehingga dapat memangkas rantai yang panjang.
Selain itu, Suswono mengatakan, masyarakat cenderung memilih buah-buahan impor dengan pertimbangan harga. Panjangnya jalur distribusi ini juga terkait dengan masalah transportasi dan ketidak efisienan sehingga harga buah lokal menjadi lebih lebih mahal. “Harga komoditas sayuran dan buah lokal menjadi mahal di tingkat konsumen lantaran jalur tata niaganya yang panjang,” kata Suswono.
Etalase Bagi Daerah Lain
Melalui PF2N ini, Menteri mengharapkan bisa menjadi pendorong bagi masyarkat untuk berinisiatif memproduksi tanaman hortikultura secara mandiri. “Nantinya banyak warga yang datang, mencontoh dan kemudian menirunya di rumah tangga masing-masing,” tambahnya.
Yogyakarta sebagai tuan rumah berpotensi menjadi model yang efektif memberikan contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan tanaman hortikultura. “Yogyakarta yang telah memiliki modal budaya sekaligus pusat pariwisata dapat dengan mudah mengkampanyekan penanaman hortikultura,”jelasnya.
Suswono mengatakan dengan menanam tanaman hortikultura secara mandiri sesungguhnya masyarakat tidak perlu lagi mengkhawatirkan kelangkaan kenaikan harga sayuran serta buah-buahan di pasaran.
“Banyak hal yang sebenranya bisa kita lakukan tanpa harus beli. Masyarakat sering mengeluhkan buah atau sayuran yang mahal padahal itu bisa diproduksi dalam skala rumah tangga,”paparnya.
Berbagai contoh, tambahnya dipamerkan oleh pelaku usaha tanaman dari berbagai daerah di Indonesia tersebut diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dalam melakukan teknik penananman. “Misalnya saja saat ini di perkotaan kan persolannya lahan. Karena itu dengan menanam cabai atau bawang di polybag yang bisa ditempatkan di atap rumah dan lain sebagainya,” katanya.
Kharisma Kota Yogyakarta dengan kultur budaya yang khas memiliki suasana “adem ayem dan tentrem” serta dengan kekayaan keanekaragaman kesenian. Dengan keramahan masyarakat Yogyakarta saya harapkan dapat membuat para peserta mampu menghasilkan ide–ide kreasi, inovasi yang mampu meningkatkan pertumbuhan industri hortikultura kita.
Untuk itu, tambah Suswono, diharapkan Yogyakarta menjadi percontohan atau show window bagi pengembangan hortikultura nasional. Dan kegiatan ini akan berlanjut pada tahun-tahun mendatang pada tempat yang berbeda agar masing–masing daerah mempunyai peran dalam menampilkan potensi hortikultura unggulan yang dimiliki.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Hasanudin Ibrahim mengatakan PF2N merupakan event internasional yang mengundang banyak tamu dari berbagai Negara. Yogyakarta terpilih menjadi lokasi penyelenggaraan PF2N ke enam.
Hasanudin Ibrahim juga menambahkan PF2N 2013 disiapkan sebagai pesta rakyat sehingga diharapkan seluruh lapisan masyarakat mulai dari kalangan pelajar, petani, pelaku bisnis kuliner dan masyarakat umum menyempatkan diri untuk menghadiri acara yang penuh dengan nilai edukasi ini.
PF2N yang bertema hortikultura Nusantara Sebagai Gaya Hidup itu merupakan hasil kerjasama kementerian pertanian denngan Provinsi Daerah Istimewq Yogyakarta yang diikuti oleh dinas pertanian dari Proviinsi dan Kabupaten atau Kota se Indonesia.
Beberapa kegiatan yang diadakan di antaranya Jambore Varietas Hortikultura, Pameran Hortikultura, Bursa Tanaman Produk Pnedukung Hortikultura hingga bursa kuliner Nusantara.
Tri Mardi Rasa