Cuaca tidak menentu membuat tanaman cabai mudah stres sehingga daya tahannya terhadap serangan hama penyakit menurun. Tanaman perlu dilindungi sejak dini, BASF menjawab dengan teknologi baru AgCelence.
Fenomena kemarau basah yang sedang berlangsung saat ini memberi dampak negatif bagi pertumbuhan tanaman cabai. Cuaca pada pagi hingga siang hari sangat terik tiba-tiba diguyur hujan lebat pada sore hari. Hal ini dapat memicu stres pada tanaman. Di sisi lain, perkembangan hama penyakit menjadi sangat cepat. “Jika cuaca berubah-ubah begini dan berturut-turut tiga hari saja membuat hati petani cabai was-was. Apalagi jika suhu pada dinihari turun drastis, kita nggak bisa tidur,” ungkap Otis Sutisna, petani cabai di Kp. Cireyot, Desa Cikidang, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat.
Dalam kondisi seperti itu, tambah Otis, yang paling ditakuti adalah penyakit layu, patek, dan bercak daun. Layu itu kemungkinan besar disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum atau bakteri Pseudomonas sp. atau tanaman stres terkena cuaca panas dan tiba-tiba hujan.
Sementara itu ada juga penyakit patek atau antraknosa disebabkan cendawan Colletotrichum capsici yang menyerang buah cabai. Dan bercak daun disebabkan cendawan Cercospora capsici. Penyakit ini menyerang daun, tangkai buah batang, dan cabang tanaman. Gejala serangannya diawali bercak bulat kecil agak basah. Serangan parah menyebabkan daun tanaman menguning dan gugur.
Meningkatkan 50%
“Jadi untuk mengendalikan serangan penyakit pada cabai kita harus melakukan upaya perlindungan. Saya biasanya mulai tanaman umur dua minggu disemprot dengan CabrioTop diselingi Acrobat,” ungkap pria berumur 48 tahun ini.
Fungisida CabrioTop 60 WG dengan bahan aktif pyraclostrobin dan metiram bekerja secara sistemik dan kontak. Sedangkan fungisida Acrobat 50 WP berbahan aktif dimetomorf bekerja secara sistemik. Masing-masing fungisida, tambah Otis, maksimal diaplikasikan 6 kali dalam satu musim tanam. CabrioTop dengan teknologi baru AgCelence cukup diaplikasikan sebanyak 1,0 – 1,5 kg per ha.
“CabrioTop, selain melindungi cabai dari serangan antraknosa dan bercak daun, juga merangsang pertumbuhan tanaman karena mengandung ZPT (Zat Perangsang Tumbuh),” jelas Muhamad Rizal, Territory Development Officer PT BASF Indonesia, produsen pestisida.
ZPT yang terdapat di dalam CabrioTop, tambah Rizal, membuat tanaman tidak stres menghadapi cuaca yang berubah-ubah. Selain itu, pertumbuhan tanaman lebih cepat, seragam, warna daun lebih hijau, ukuran buah lebih besar dan lebih mengkilap.
Di samping melindungi dan merangsang pertumbuhan tanaman, CabrioTop juga memberi dampak positif terhadap peningkatan produktivitas tanaman. “Saya sudah tiga musim menggunakan CabrioTop. Yang sebelumnya saya hanya panen sekitar 1 kg, setelah menggunakan CabrioTop meningkat menjadi 1,5 kg per tanaman,” aku Otis yang setiap musim tanam mengelola sekitar sehektar tanaman cabai. Jadi, tambah dia, sekalipun terjadi peningkatan biaya, keuntungannya malah bertambah karena produksinya meningkat banyak.
Ayah dua ini anak juga mengingatkan, jika petani menanam cabai pada musim kemarau waspadai serangan hama thrips. Serangan hama thrips ditandai dengan adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman cabai mengeriting. akhirnya tanaman menjadi kerdil. Namun semenjak pria yang sudah bertani sekitar 25 tahun ini mengenal insektisida Rampage 100 EC yang berbahan aktif klorfenapir, ia sudah memiliki senjata untuk mengendalikan hama thrips.
Untung Jaya