DPR-RI mendesak pemerintah untuk membangun karantina sapi di pulau khusus yang akan dijadikan sebagai pemeriksaan kesehatan sapi impor bakalan terkait penyakit mulut dan kuku (PMK). DPR sedang merancang Undang-undang (RUU) pengadaan Pulau Karantina dan ditargetkan selesai akhir tahun 2013.
"Kita sedang lakukan finalisasi RUU, target kita akhir tahun dan segera akan ada pembahasan RUU peternakan dan kesehatan hewan yang baru. Selain itu adalah langkah alternatif dan inisiatif dari DPR, kita akan memiliki prosedur paraturan peternakan dan kesehatan hewan yang baru," ungkap Ketua Komisi IV DPR Romahurmuziy di sela acara seminar yang diadakan oleh Koran Jakarta Post tentang 'Beef Imports: Quota Issues Under the WTO' di Jakarta, Selasa (25/6).
DPR sampai saat ini masih meminta saran dari akademisi, dokter hewan serta praktisi kesehatan hewan. Saran ini nantinya akan menjadi masukan dengan dibentuknya rancangan undang-undang peternakan dan kesehatan hewan, sebagai revisi dari UU No 18 Tahun 2009.
Tentunya, rancangan tersebut harus mengubah UU peternakan dan kesehatan hewan yang saat ini hanya mengamanatkan impor sapi dan daging harus dari negara yang bebas dari PMK atau Country Based.
Sementara itu Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurth, Bayu juga menyambut baik tentang adanya pulau karantina hewan. Pulau ini nantinya bisa menjadi solusi penyelesaian penyakit hewan terutama penyakit mulut dan kuku. "Pulau karantina, saya kira ini kondisi ideal untuk menyelesaikan keterbatasan pasokan. Mari kita investasi sama-sama. Jadi ini adalah sebuah teknik menyelesaikan penyakit hewan di dunia. Jadi demi kesehatan hewan, manusia dilarang masuk," jelasnya.
Persoalannya kita mengambil porsi untuk memenuhi pasokan sapi, Indonesia tidak mungkin hanya bergantung pada dua negara (Australia dan Selandia Baru) karena adanya country based. Sehingga impor sapi dari negara lain selain dua negara tadi menjadi tantangan Indonesia. "Tidak mungkin Indonesia hanya bergantung dari pasokan dua negara saja. Kita itu country based langkah ini sedang kita coba atasi. Prinsipnya tantangan itu kita jawab," pungkas Bayu.
Tri Mardi Rasa