Pasar minumann ringan teh siap minum (ready to drink) bertumbuh rata-rata 10% pertahun sejak 2006 hingga akhir 2012. Pada 2013 diprediksi bertumbuh 10%-11%.
Peningkatan pendapatan mendorong konsumsi per kapita lebih besar dibanding tahun lalu. Minuman teh sendiri sudah menjadi minuman ringan yang paling laku di pasaran setelah air mineral dalam kemasan (AMDK) dan susu. Untuk teh total konsumsinya mencapai 1,1 – 1,2 milyar liter atau setara dengan 4,5 liter perkapita pertahun.
“Ini cerminan, kebutuhan terhadap minuman teh berkembang pesat dan tidak sekadar ada tehnya saja. Keberadaan teh kemasan siap saji ini pun sangat beragam,” kata Triyono Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) beberapa waktu lalu.
Industri minuman ringan baik yang besar dan kecil pun terus berinovasi untuk merebut peluang pasar baru teh siapa saji ini. Asrim optimis ke depan semakin banyak inovasi yang dilakukan pelaku industri teh di Indonesia.
“Apalagi dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih aktif, perkembangan ekonomi nasional dan didukung oleh taste konsumen yang memang sudah terbiasa dengan konsumsi teh,” jelasnya. Tentunya, konsumen ini sangat butuhkan kemasan yang gampang, praktis dan mudah dibawah kemana saja.
Oleh karena itu, di sisi, industri berharap jangan lagi banyak kebijakan yang membebani industri yang sedang berkembang untuk minuman ringan ini. “Jangan sampai Indonesia tidak memiliki daya saing untuk produk teh ini, sebab nanti investor akan lebih gampang membuat di Thailand, Malaysia atau di negara ASEAN lainnya, kemudian mengirimnya untuk dipasarkan di Indonesia. Sayang jika masyarakat kita menjadi konsumen thok,” pungkasnya.
Tri Mardi Rasa